Senin, 18 November 2013

Masalah UKM Batik Nderbolo


Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran vital dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. UKM terbukti mampu bertahan di tengah krisis yang melanda Indonesia pada tahun 1997, dan bahkan sampai sekarang. Aries Musnandar (2012) mengatakan bahwa pada tahun 2011 UKM menyumbang 56% dari total PDB di Indonesia. Selain itu, UKM juga mampu mengurangi pengangguran di Indonesia karena UKM menyerap banyak tenaga kerja. Melihat peran vital UKM ini tentu bukan menjadi hal yang mengherankan apabila pemerintah seharusnya meningkatkan kinerja sektor UKM tersebut.

Terdapat begitu banyak jenis UKM tersebar di wilayah Indonesia, salah satunya adalah UKM Batik. Batik merpakan produk warisan budaya yang sangat penting untuk dilestarikan dan dikembangkan. Menjadikan batik sebagai ikon Indonesia mensyaratkan adanya penguatan batik sebagai warisan budaya sekaligus penggalian potensi ekonominya sebagai industri. Nilai produksi batik mencapai produksi batik mencapai Rp3,9 triliun pada tahun 2010, namun nilai ekspor pada tahun tersebut hanya sebesar 69,24 juta dollar AS. Pasar ekspor batik Indonesia, ditunjukkan dalam tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1. Pasar Ekspor Batik Indonesia
No
Nama Negara
Nilai Ekspor (juta dollar AS)
1
Amerika Serikat
24,67
2
Belgia
10,53
3
Jepang
7,55
4
Jerman
5,63
5
Swedia
3,02
6
Lainnya
17,85
Total
69,24
Sumber: Kementerian Perdagangan, 2010

Sentra industri  batik di Indonesia tersebar di beberapa wilayah, diantaranya: Yogyakarta, Cirebon, Lampung, Riau, Samarinda, Surakarta, Sragen, Lasem dan daerah lainnya. Sragen merupakan salah satu kabupaten yang menyumbang komoditas batik terbesar di Solo Raya. Salah satu sentra kerajinan batik Sragen adalah di wilayah Desa Pilang yang terletak di sebelah utara Kecamatan Masaran. Nderbolo, salah satu UKM Batik di Desa Pilang yang dimiliki oleh Bapak Ngadiyono. Berikut ini merupakan profil singkat dari UKM Batik Nderbolo:
Tabel 2. Profil Singkat Batik Nderbolo
Profil

UKM
Nama Usaha
:
Batik Nderbolo
Pemilik
:
Ngadiyono
Alamat
:
Jantran, RT. 28/05, Pilang, Masaran,
Sragen 57282 Tlp. 0271-7086809
Hp. 0816 5426 809
SDM dan pendidikan
:
5 karyawan tetap
12 karyawan borong
SMA = 1 karyawan
SMP = 2 karyawan
Mayoritas SD
Wilayah pemasaran

Solo, Yogya, Temanggung, Semarang

Kondisi UKM Batik Nderbolo belum mencapai skala produksi yang maksimal. Terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Nderbolo, yaitu:
1.      Pembukuan belum tertata dengan baik dan teratur. Nderbolo tidak rutin melakukan pencatatan setiap transaksi (pembelian faktor-faktor produksi maupun dalam pemasaran produk).
2.      Desain motif batik yang dimiliki dan diproduksi oleh Nderbolo masih terbatas dan belum bervariatif.
3.      Pemasaran Nderbolo masih bersifat konvensional, penjualan berdasarkan titip jual dan cash.

Pendapat dari kasus UKM Batik Nderbolo

Selama ini pembukuan yang dilakukan Nderbolo belum teratur dan belum tertata rapi, tidak semua transaksi dibukukan, sehingga dalam menghitung biaya produksi, aset, laba, dan sebagainya Nderbolo hanya mengandalkan perkiraan saja. Faktor utama penyebab masalah ini adalah belum ada SDM yang handal dalam hal pembukuan (akuntansi).

Solusi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mengadakan pelatihan kepada UKM Nderbolo terkait dengan pembukuan (akuntansi). Kegiatan pelatihan ini dapat dilakukan oleh pemerintah melalui kebijakan-kebijakannya. Seperti kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) yang dilakukan oleh perguruan tinggi atau mungkin melalui kebijakan pemerintah daerah.

Selain program pelatihan oleh pemerintah, pihak Nderbolo sendiri harus memiliki komitmen kaitannya dengan pembukuan ini. Berdasarkan pengalaman, biasanya program pelatihan hanya dilakukan selama kegiatan itu berlangsung dan setelah program selesai, mereka juga tidak melakukannya lagi. Maka dari itu kesadaran dari pihak UKM Batik Nderbolo juga harus dibangun sehingga Nderbolo bisa mempunyai komitmen yang kuat untuk melakukan pembukuan secara rutin dan rapi.

Selain masalah pembukuan, Model desain batik yang di produksi oleh  Nderbolo masih terbatas dan belum bervariatif.Untuk mempertahankan produksi batik yang dimilikinya, karena ada banyak pesaing seharusnya Nderbolo mengikuti tren desain yang diminati oleh pasar.
Biasanya, batik cenderung di pakai untuk acara formal maka dari itu agar orang-orang berminat menggunakan batik dalam kegiannya sehari-hari bukan hanya untuk acara formal seharusnya Memuat model batik yang unik,kreatif,dan modis.
Membuat motif-motif baru misalnya desain batik motif SBY atau desain batik sepak bola.

Masalah lain yang alami oleh batik Nderbolo yaitu pemasaran yang masih tradisional.
Akibatnya area pemasaran sangat terbatas (lokal), yaitu Solo, Yogya, Temanggung, dan Semarang.
Agar batik Nderbolo dikenal oleh banyak orang seharusnya Nderbolo memanfaatkan teknologi komputer sebagai sarana pemasaran produk.Nderbolo bisa memasarkan produknya lewat media on-line misalnya facebook,twitter,e-mail dll.

sumber:
http://www.pendidikanekonomi.com/2013/01/permasalahan-di-ukm-batik-dan-solusinya.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar