Jumat, 15 April 2016

Perusahaan Multinasional Corporate (YAMAHA)



Nama              : Etika Septiawati
NPM               : 22212569
Kelas               : 4eb23
                                                       
YAMAHA

Sejarah yamaha di Indonesia
Yamaha didirikan pada tahun 1887, ketika Torakusu Yamaha .Pabrik yamaha di luar Jepang yang pertama kali dibuka adalah di Thailand di tahun 1966. Pelan tapi pasti Yamaha mulai melewati Suzuki dalam hal produksi motor, dimana pada tahun 1967 telah mencapai 406 ribu unit motor. Jumlah ini melewati saingan terdekatnya Suzuki dengan selisih sekitar 4 ribu unit.
PT. Yamaha Kencana Motor Indonesia merupakan bagian dari Yamaha Motor Group. PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (Yamaha Indonesia) pertama kali didirikan pada tanggal 6 Juli 1974. Memiliki visi untuk menjadi “Selalu Terdepan” mendorong Yamaha untuk selalu unggul dalam kompetisi produk, kualitas, serta layanan pasca penjualan agar citra Yamaha sebagai motor yang nyaman dikendarai dan memberi perasaan bangga dapat terbentuk. Visi tersebut didukung dengan melakukan inovasi tiada henti dan selalu mengutamakan kualitas, berfokus pada kesempurnaan produk, serta aspek pelayanan kepada konsumen. Dalam implementasi visi tersebut, Yamaha berkomitmen untuk terus berkarya merumuskan langkah-langkah strategis dalam menghadapi perubahan pasar dengan menempatkan konsumen sebagai prioritas utama.
Yamaha Indonesia kini memiliki 3 jalur perakitan dengan mempekerjakan sekitar 6.000 lebih karyawan. Kapasitas produksi YMKI adalah 3.500 motor per hariatau sekitar 1.277.000 motor setahun. Sampai dengan tahun 2006 telah memadati indonesia dengan memproduksi 5 juta sepeda motor, dengan jumlah dealer lebih dari 800 buah yang tersebar di 30 propinsi serta jaringan bengkel dikenal dengan Bengkel Resmi Yamaha.
Pada awal kemunculannya, Yamaha Indonesia terkenal sebagai produsen motor yang memilih beroperasi di kelas mesin 2-tak dan motor sport. Pada tahun 1960 Yamaha membuat model YDS 250cc tahun 1960 dan dilanjutkan pada tahun 1970 dengan meluncurkan YR1 350cc dan YR 5. Motor ini terkenal ringan dibanding motor-motor dikelasnya saat itu. Selain model-model diatas, Yamaha juga konsisten mengeluarkan produk 2-tak lainnya seperti Yamaha YZ500  2 tak V4 500 cc Rear Rotary disc Valve Inteake, bertenaga 120 PS pada 11 ribu RPM, YZR 250 2 tak 250 cc berkonvfigurasi V2 Crankcase read valv intake bertenaga 80 ps, dan YZR500 yang merupakan sebuah motor balap Flagship Yamaha berkapasitas mesin 2 tak 500 cc V4 silinder bertenaga Maksimun lebih dari 170 PS.
Pada tahun 1980-an, Yamaha mengeluarkan FZR 750 dan FZR 1000 yang terkenal cukup sukses, karena mengaplikasi up side down pada fork depan, sasis yang sangat stabil, danexhaust system. Mengikuti trend motor sport touring pada tahun 1984-an Yamaha mengeluarkan FJ 1100 dan dilanjutkan FJ 1200 pada tahun 1986-an. Model ini populer sampai tahun 1990-an.
Di era tahun 1990-an kepopuleran motor 2-tak masih berada setara dengan motor 4 tak. Pada era tersebut, performa motor 4 tak tidak segarang sekarang sehingga motor 2 tak tetap menjadi pilihan utama. Bahkan bagi kalangan muda yang termasuk di dalam kategori speed freak, motor 2 tak dianggap jauh lebih bergengsi dibanding motor 4 tak. Sehingga tak heran, pasaran motor di tanah air waktu itu didominasi oleh motor dua tak seperti Suzuki Tornado, RGR150 hingga NSR 150. Yamaha sendiri pada saat itu meluncurkan varian Yamaha F1ZR, RZR 135, serta kedua tipe sport YZF-R6 dan YZF-R1 (1000cc). Motor ini terkenal dengan designnya yang cantik, handling sip, dan power yang luar biasa. “Kalo mau style pilihlah kedua model ini”. Inilah perumpamaan yang ada pada saat itu. Booming motor 2-tak tersebut tak lepas dari kondisi ekonomi Indonesia yang baik sehingga waktu itu kadang performance dan fashion menjadi alasan utama membeli motor.
Oleh karena itu, hingga pertengahan 1990-an, Yamaha Indonesia fokus meluncurkan produk yang menekankan pada kecepatan kendaraan.  Sehingga kemudian tak heran Yamaha Indonesia meluncurkan tipe motor seperti bebek Yamaha V75. Bermesin 2-tak dengan kapasitas 75 cc. Di tipe sport, Yamaha menelurkan RS100, mesin 2-tak dengan volume dapur pacu 100 cc. Konsentrasi riset Yamaha saat itu hanya berkutat di mesin 2-tak. Tak heran, jika produksi yang keluar di tahun-tahun berikutnya adalah generasi mesin peminum oli samping. Setelah V75, dilanjutkan V80, lalu V80 Super Deluxe yang kemudian dikenal dengan Yamaha Robot. Dilanjutkan generasi Alfa dan Force One hingga F1Z-R di tahun 1997. Di kelas sport, setelah tipe RS, Yamaha menelurkan generasi RX. Mulai RXS, RX K dan yang paling melegenda hingga tiga puluh tahun lamanya adalah RX-King.

Alih Jalur Yamaha
Akhir 1990-an, terjadi perubahan besar-besaran lingkungan bisnis, termasuk industri sepeda motor di Indonesia. Perubahan itu terjadi begitu cepat dan benar-benar unpredictablesehingga sejumlah perusahaan gulung tikar dibuatnya. Perubahan iklim eksternal tersebutmenyadarkan manajemen Yamaha bahwa manajemen strategis mereka yang fokus pada motor bermesin 2-tak harus segera dirombak. Manajemen Yamaha harus merumuskan langkah-langkah strategis agar tetap kompetitif menghadapi pola perubahan iklim dan persaingan yang semakin ketat. Lingkungan bisnis sudah berubah dramatis. Jika ingin tetap survive di tengah gelombang perubahan yang semakin tidak menentumanajemen Yamaha dituntut tidak hanya menyiapkan satu strategi besar yang baku, namun lebih fleksibel dan adaptif mengikuti alur perubahan. Berikut ini adalah strategi Yamaha dalam menghadapi pola perubahan lingkungan eksternal di Indonesia.

Perkembangan Teknologi
            Tuntutan persaingan menyebabkan setiap pemain dalam industri kendaraan motor beroda dua untuk mengembangkan teknologi baru untuk memberikan suatu keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Yamaha menyadari bahwa inovasi di bidang teknologi akan menjadi kekuatan bagi pengembangan produknya. Hal tersebut yang kemudian mendasari peluncuran varian produk baruYamaha Jupiter yang memiliki keunggulan pada kategori premium manual transmission yang merupakan teknologi baru yang saat ini baru pertama kalinya digunakan di dunia.  
Dalam tahap pengembangan teknologi selanjutnya, Yamaha mulai memperkenalkan Jupiter MX 135cc yang memakai sistem pendingin radiator, teknologi piston alumunium termaju, juga DiASil Cyclinder berupa silinder mesin motor yang 30% lebih ringan dan 60% lebih efisien dalam hal pendinginan dibandingkan dengan blok silinder biasa. Yamaha juga memakai teknologi AIS (Air Induction System) yang sesuai dengan standar pemerintah tentang emisi gas buang.
Penggunaan teknologi unggul dalam produk Yamaha berikutnya, diimplementasikan dengan kehadiran teknologi Fuel Injection (FI) yang sangat unggul dalam kualitas dan pemanfaatan penggunaannya. Yamaha menyebut teknologi FI dengan Yamaha Mixture JET-Fuel Injection (YMJET-FI) yang memiliki keuntungan akselerasi dan tenaga mesin sangat baik, konsumsi bahan bakar lebih efisien dan emisi gas buang lebih ramah lingkungan.Teknologi FI Yamaha memberikan keuntungan bahan bakar lebih hemat di atas 30 persen, serta emisi dan polusi rendah. Dengan sistem injeksi, bahan bakar disuplai sesuai kebutuhan mesin sehingga menghemat bahan bakar. FI juga ramah lingkungan sesuai standar Euro 3. Keunggulan lain dari teknologi yang diterapkan Yamaha adalah mesin injeksi Yamaha pada V-Ixion mudah diseting dan tidak perlu banyak modifikasi. Selain FI, Vixion juga memiliki teknologi forged piston dan diasil cylinder yang merupakan teknologi balap Yamaha. 
Dengan teknologi FI yang diterapkan Yamaha pada V-Ixion menjadikannya motor sport nomor satu di pasar Tanah Air. Penjualan V-Xion telah mencapai 766.978 unit terhitung sejak pertama kali diluncurkan di 2007 hingga November 2011. Atau sama dengan 10 kali lipat lebih banyak dibandingkan kompetitor.

Keberhasilan Tata Kelola Strategis Yamaha
Strategi yang diusung Yamaha ini cukup berhasil. Hal tersebut terbukti dengan adanya kenaikan jumlah penjualan dari ± 1,3 juta unit pada tahun 2006 melonjak menjadi ± 3,2 juta unit pada tahun 2010. Laporan dari AISI menyatakan bahwa sepanjang 2005 Yahama berhasil meningkatkan pangsa pasarnya dari 22,5% menjadi 24,2%. Pada saat yang sama, Honda sang penguasa pasar malah mengalami penurunan pangsa pasar dari 52,4% menjadi 52,2%. Memasuki 2006, Yamaha berhasil mencetak penjualan 105.025 unit atau setara dengan 39,4% pasar. Pencapaian tersebut hanya terpaut 10 ribuan unit dari penjualan Honda sebanyak 116.873 unit (43,8%). Setahun berikutnya, pada Tahun 2007 Market Share Honda sebanyak 38%, sementara Yamaha terpaut sedikit dengan mencetak 36% penjualan. Bahkan puncaknya pada Maret 2007, untuk pertama kalinya dan satu-satunya di dunia selama hampir 30 tahun pangsa pasar Honda goyah dan dilampaui olehYamaha. Angka penjualan Yamaha per Maret 2007 mencapai angka 43,7% sedangkan Honda hanya mampu menguasai 41,5 %.



Referensi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar